Minggu, 11 Mei 2008

PROBLEM SOLVING

Merupakan tindakan pengambil keputusan untuk merumuskan pemecahan masalah. Pada tahapan ini perlu ditentukan yang mengandung kelebihan dan kekurangan atas pemecahan masalah yang di usulkan, hal demikian agar dapat dibuat sebagai pedoman untuk tindakan pemilihan keputusan yang terbaik. Banyak para ahli manajemen mendefinisikan secara khusus tentang pengambilan keputusan, yang diantaranya adalah :
Pengambilan keputusan adalah pemilihan dari dua alternative atau lebih. (George R. Terry). Pengertian ini mengandung makna bahwa untuk memperoleh suatu hasil keputusan yang baik atas persoalan yang dihadapi, perlu mengambil keputusan membuat alternative penyelesaian lebih dari dua, yang selanjutnya akan dipilih satu keputusan yang terbaik.
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis tehadap hakikat suatu masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternative yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan suatu tindakan yang paling tepat.(Sondang P. Siagian) Pengertian ini mengandung makna bahwa suatu mamsalah yang akan dipecahkan perlu ditelusuri telebih dahulu agar diketahui secara jelas apakah persoalan yang sedang dihadapi tersebut merupakan masalah atau sekedar isu. Oleh karma itu perlu pengumpulan fakta dan data yang mendukung (relevan) agar mudah diperoleh pemecahan masalahnya. Selanjutnya, jika persoalan tersebut benar-benar masalah yang pelu dipecahkan, maka perlu dirumuskan secara matang alternative-alternatif yang memungkinkan untuk menjadi dasar mengatasi masalah tersebut dengan baik. Tahap akhir adalah menentukan pilihan yang paling tepat dengan pertimbangan-pertimbangan serta perhitungan-perhitungan yang matang.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sebelum keputusan diambil harus terlebih dahulu deketahui pokok-pokok permasalahan yang dihadapi, bukan sekedar isu yang tidak memerlukan penyelesaian. Selanjutnya dengan pengumpulan fakta dan data yang relevan persoalan akan disarikan jalan keluarnya dengan merumuskan berbagai alternative pilihan penyelesaiannya. Berbagai alternative penyelasaian yang tersedia tersebut dievaluasi guna diberikan suatu penilaian untuk dipertimbangkan sebagai dasar pengambilan keputusan dan pada akhirnya dari alternative yang dievaluasi harusdipilih keputusan yang terbaik untuk diimplementasikan. Pengambilan keputusan merupakan proses berfikir dan bertindak dalam perilaku memilih. Pemecahan masalah sendiri meliputi langkah-langkah sistematis merumuskan masalah, mengumpulkan data, membangun alternative, membuat pilihan antar alternative tersebut, mengimplementasikan solusi yang dipilih dan menindaklanjutinya. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.


  • Dari gambar tersebut dapat disusun kemudian seperti berikut :
  • Mengenali dan mengetahui bahwa ada “masalah”.
  • Merumuskan masalah.
  • Membangun berbagai solusi atas masalah.
  • Mengevaluasi alternative solusi (membuat judgement/ keputusan).
  • Memilih rangkaian aksi yang akan diambil (disini keputusannya).
  • Membawa aksi tersebut kewilayah implementasi.
  • Menjalankan control dan follow up untuk meyakinkan bahwa problem telah terpecahkan dan teratasi.

KONFLIK
Konflik sebagaimana suatu perubahan, adalah suatu kejadian yang tak terhindarkan dalam suatu kehidupan ataupun kegiatan berorganisasi. Selain itu seperti juga dalam kehidupan sehari-hari, pada dasarnya secara alamiyah semua orang tidak menyukai konflik.
Dalam berbagai kejadian sehari-hari, misalnya apabila seseorang terpaksa harus menyampaikan rasa tidak suka, penolakan, ataupun berbagai unsur menghindar, atau diam atau memilih cara lain yang menurut pertimbangannya dapat menghindari konflik atau pertentangan terasebut.
Tentu saja masalah konflik ini akan terasa sangat wajar apabila terjadi dalam lingkungan organisasi ataupun pekerjaan, oleh karena ditempat tersebut akan berkumpil beragam individu yang sudah pasti akan memiliki berbagai karakter, sifat, pendidikan, asal usul, tugas & tanggung jawab serta berbagai kepentingan yang berbeda-beda pula.
Sekarang permasalahannya bagi kita adalah bagaimana cara kita agar dapat mengatasi ataupun mengelola konflik tersebut dengan baik seandainya terjadi, oleh karena disatu sisi kita harus menerima keadaan perbedaan aiatas, sementara disisi yang lainnya kita juga faham, bahwa organisasi ataupun unit kerja kita hanya akan berprestasi maksimal apabila didukung oleh hasil karya semua pihak yang terkait dan terlibat.
Oleh karma itu ada beberapa alternative pendekatan yang bisa kita gunakan agar dapat mengatasi suatu konflik.

Berbagai sikap dalam menghadapi konflik.
Secara umum walaupun naluriah manusia selalu menghindari konflik, namun dalam kebiasaannya mereka dapat dikelompokkan kedalam kategori berikut:

  • KELOMPOK FONTAL
  • KELOMPOK MENUNDA PENYELESAIAN
  • KELOMPOK MENGHINDARI PERTIKAIAN/KONFLIK

KELOMPOK FRONTAL
Kelompok ini merupakan yang terbaik, karana dalam menghadapi konflik tersebut, tak ubahnya seperti kita meghadapi penyakit. Hal itu harus dilakukan sedini mungkin, secara langsung baik suka ataupun tidak suka.
Hanya saja dalam penanganan konflik tersebut sebagaimana penyakit, kita harus mengetahui sara-caranya yang baik dan benar. Karena kalau tidak tentu saja konsekwensinya, konflik tersebut bukannya akan terselesaikan, akan tetapi kemungkinan akan menjadi lebih berat dan lebih parah.

KELOMPOK PENUNDA
Kelompok ini merupakan kelompok yang kurang efektif, karena walaupun besar dengan cara menunda itu situasi konfrontasi mungkin akan mengendur sejenak, namun hal itu belum berarti permasalahannya sudah terselesaikan dengan baik.
Boiasanya kelompok ini menunda penyelesaian konflik karena mereka belum menguasai teknik penanganan konflik secara baik dan benar.

KELOMPOK PENGHINDAR
Kelompok ini adalah yang paling jelek dan harus kita hindari untuk ditiru. Kelompok ini tak ubahnya seperti sekumpulan orang yang memegang bom waktu, yang tidak tau persisnya kapan akan meledak.
Mereka menerapkan pola pemecahan yang keliru, yaitu dengan cara menghindarinya. Padahal cara menghindari konflik itu sendiri, tidak akan secara otomatis menghilangkan sumber penyebab dari konflik tersebut. Dan seperti telah dijelaskan diatas, semakin lama waktu penyelesaian tertunda, maka kemungkinan dampak dan kompleksitas dari konflik itu sendiri akan semakin besar dan semakin parah pula.

Mengelola konflik
Konflik memiliki bermacam-macam tingkat kompleksitas/kesulitannya, mulai dari yang ringan seperti : salah pengertian, salah persepsi, dll, hingga yang sedang seperti : perbedaan kepentingan, hak dan tanggung jawab, dll, hingga tingkat yang paling tinggi/ paling kompleks seperti : harga diri, kepercayaan, idealisme dll. Tentu saja untuk penyelesaiannya pun berfariasi dari waktu yang singkat hingga waktu yang panjang.
Maka dari gambaran diatas dapat diketahui pula bahwa secara umum, tingkat konflik tersebut dapat diselesaikan melalui dua cara pemecahan yang harus dilaksanakan secara bijaksana, yaitu melalui cara RESOLUSI dan cara TOLERANSI.

  • RESOLUSI
    Adalah suatu cara perundingan / pemecahan masalah yang lebih didasarkan pada logika / akal sehat / nalar yang objective.
  • TOLERANSI
    Adalah upaya perundingan ataupun pencarian jalan keluar yang lebih didasari tenggang rasa / pendekatan emosi.

    Materi Problem Solving
    Diklat Lanjut Fotografi
    FOCUS UMM [kelompok Mahasiswa Peminat Fotografi]








Tidak ada komentar: