Selasa, 13 Mei 2008

APA ITU PHOTO JURNALIST?
Dalam seni rupa, fotografi adalahproses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau fotodari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebutpada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya iniadalah kamera. Prinsipfotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampumembakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitascahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasukimedium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untukmenghasilkan ukuran cahaya yang tepat untuk menghasilkan bayangan, digunakanbantuan alat ukur lightmeter. Setelah mendapat ukuran cahaya yang tepat,seorang fotografer bisa mengatur cahaya tersebut dengan mengatur ASA (ISO Speed), diafragma (aperture),dan penggunaan filter.
Fotografi memiliki banyak cabang atau kekhususan, di antaranya:
Fotografi alam
Fotografi jurnalistik
Fotografi seni
Fotografi studio
Fotografi udara
Tetapi saya tidak akan membahas satu per satu dari cabang fotografi yang ada. Saya akan mengulas tentang foto jurnalistik , yaitu ; foto yang merekam suatuberita, biasanya foto jenis ini terpasang di media cetak seperti koran atau majalah BrianHorton penyunting buku 'Assosiated Press, Photojournalism Style Book'menyatakan Peristiwa sendiri adalah suatu bagian dari proses terbentuknya sejarah umat manusia.Jika pernah menonton film documenter James Nechtwey 'War Fotogrefer,' disana kitaakan melihat aktivitas Nechtwey dalam meliput dengan kameranya. Nechtweyselalu dekat dengan apa yang difotonya, kemudian melaporkannya kepada khalayak dengan gambar utuh tanpa distorsi pemaknaan.
Suatu hal yang tak mungkin dibuat oleh paparrazi yang mencuri foto dari jauh. Inilahmengapa pewarta foto berita, menjadikan hasil fotonya sebagai subjek bukannya objek.
Foto pemandangan laut bisa jadi objek foto, tetapi laut yang tumpah di Aceh(tsunami), adalah subjek.
World Press Photo yang bermarkas di Amsterdam ,memecah beberapa kategori dalam fotojurnalistik yang kerap menjadi acuan mereka saat memilih foto-foto jurnalistik sebagai kandidat Bast Photo of The Year Spot News Photo (foto berita spontan/spot)-GeneralNews Photo (foto berita umum) -Natureand Environman Photo (foto berita alam dan lingkungan) - Peoplein the News photo (foto berita/potret)
-Scienceand Tachnology Photo(Foto berita Iptek)
-Dailylife Photo (foto berita keseharian)
-Artsphoto (Foto berita seni dan budaya)
-SportPhoto (foto berita olahraga)
Foto jurnalistik yang baik tidak hanya sekedar fokus secara teknis, namun juga fokus secara cerita. Fokus dengan teknis adalah gambar mengandung tajam dan kekaburanyang beralasan. Ini dalam artian memenuhi syarat secara teknis fotografi. Fokus secara cerita, kesan, pesan dan misi yang akan disampaikan kepada pembaca mudahdimengerti dan dipahami.
Kelompok kerja PWI bidang Foto Jurnalistik penah membuat suatu rumusan di untuk menilaisebuah foto jurnalistik yang dilihat dari kuat lemahnya sosok penampilan foto berita ialah :

1.Kehangatan/Aktual
Sesuaidengan prasyarat umumnya sebuah berita, subyeknya bukan merupakan hal basi,sehingga betapapun suksesnya pengambilan sebuah foto bila tidak secepatnyadipublikasikan, sebuah foto belumlah memiliki nilai berita.

2.Faktual
Subyek foto tidak dibuat-buat atau dalam pengertian diatur sedemikian rupa. Rekamanperistiwa terjadi spontan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya, karena iniberkaitan dengan suatu kejujuran.

3.Informatif
Fotomampu tampil dan dalam lebatan yang dapat ditangkap apa yang ingin diceritakandi situ, tanpa harus dibebani oleh sekeranjang kata. Pengertian informatif bagitiap foto perlu ukuran khas. Sedikit berbeda dengan sebuah penulisan yangmenuntut unsur 5W + 1H dalam suatu paket yang kompak, maka dalam sebuah fotojurnalistik minimal unsur who (siapa), why (mengapa) jika itu menyangkut tokohdalam sebuah peristiwa. Dan keterangan selanjutnya untuk melengkapi unsur 5W +1H (sebagai pelengkap informasi) ditulis pada keterangan foto (caption).

4.Misi
Sasaranesensial yang ingin dicapai oleh penyajian foto berita dalam penerbitan,mengandung misi kemanusian – merangsang publik untuk menghargai apa yang patutdihargai atau sebaliknya menggugah kesadaran mereka untuk memperbaiki apa yangdianggap brengsek.

5.Gema
Gemaadalah sejauh mana topik berita berita menjadi pengetahuan umum, dan punyapengaruh terhadap kehidupan sehari-hari dalam skala tertentu. Apakah satuperistiwa atau kejadian cuma bersifat lokal, nasional, regional atauinternasional.

6.Aktraktif
Menyangkutsosok grafis foto itu sendiri yang mampu tampil secara mengigit atau mencekam,baik karena komposisi garis atau warna yang begitu terampil maupun ekspresifdari subyek utamanya yang amat dramatis.

Fotojurnalistik merupakan salah satu produk jurnalistik yang dihasilkan olehwartawan selain tulisan yang berbau berita (straight news/ hard news, beritabertafsir, berita berkedalaman/deep reports) maupun non berita (artikel,feature, tajuk rencana, pojok, karikatur dan surat pembaca). Dan sebagai produk dalampemberitaan, tentunya foto jurnalistik memiliki peran penting dalam media cetakmaupun cyber media (internet). Jadi karya foto jurnalistik sudah mendapatpengakuan sebagai karya jurnalistik dalam bentuk visual untuk menyampaikaninformasi kepada masyarakat.
Ada beberapa pengertian mengenai fotojurnalistik sebagai ilmu maupun cabang dari jurnalistik itu sendiri.


1. MenurutOscar Motuloh dalam makalahnya “Suatu Pendekatan Visual Dengan Suara Hati”,foto jurnalistik adalah suatu medium sajian untuk menyampaikan beragam buktivisual atas suatu peristiwa pada masyarakat seluas-luasnya, bahkan hingga kerakdi balik peristiwa tersebut, tentu dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.Melihat foto jurnalistik sebagai suatu kajian artinya memasuki matra yangmemiliki tradisi kuat tetang proses “sesuatu” yang dikomunikasikan –.dalam halini yang bernilai berita – kepada orang lain atau khalayak lain dalammasyarakat.
2. WilsonHick redaktur senior majalah ‘Life’ (1937-1950) dalam buku World and Pictures ( new York , Harper andBrothers, Arno Press 1952, 1972), foto jurnalistik adalah media komunikasiverbal dan visual yang hadir bersamaan.
3. HenriCartier-Bresson, salah satu pendiri agen foto terkemuka “Magnum” yuang terkenaldengan teori ‘Decisive Moment’ -- menjabarkan, “foto jurnalistik adalahberkisah dengan sebuah gambar, melaporkannya dengan sebuah kamera, merekamnyadalam waktu, yang seluruhnya berlangsung seketika saat suatu citra tersembulmengungkap sebuah cerita.”

Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa foto jurnalistik merupakan kombinasiantara bentuk visual (foto) dengan kata-kata (yang memngungkapkan sebuah ceritadari sebuah peristiwa dalam bentuk kerangka 5W+1H) dan kemudiandisebarluaskan/dipublikasikan kepada masyarakat. Sehingga foto jurnalistikmenjadi sebuah berita ataupun informasi yang dibutuhkan masyarakat, baik local,regional, nasional maupun pada tingkat internasional.Suatufoto/gambar sama nilainya dengan seribu kata.Akantetapi, hal ini baru benar jika disertai dengan teks keterangan foto yang baik.Judul dan keterangan foto termasuk paling banyak dibaca pembaca koran. Darikeseluruhan berita yang dimuat, hanya judul berita dan berita utama yangmengungguli judul dan keterangan foto. Karena itu penulisan judul danketerangan foto harus mengikuti kaidah-kaidah seperti: akurat, jelas, lengkap,dan cara penulisan yang baik. Seperti juga penyajian berita, judul atauketerangan foto harus mudah dibaca dan bersifat informatif.Karenaitu perlu adanya pemahaman untuk lebih serius dalam membuat keterangan gambar.
Sebuahfoto jurnalistik yang baik tidak hanya sebatas pembahasan visual atau fotobelaka, teks foto yang kuat berdasarkan fakta dan data akan memberikan nilailebih secara lengkap sebuah informasi yang akan diberikan kepada pembaca.
Foto jurnalistik terdiri dari visual (foto) berkoloborasi dengan teks yang terdiridari Headline (judul foto), Caption (teks yang menerangkan isi foto berkaidah 5W + 1 H), Byline (pemotret) dan Credit (pemegang hak siar atau penerbitan yangmenyiarkan foto jurnalistik tersebut). Elemen penting ini terlihat pada foto-fotojurnalistik di media cetak, yang merupakan dasar dari pemaknaan fotojurnalistik secara umum.

MENULIS CAPTION
-Headline
Suatu judul pendek di atas kata-kata yang menerangkan isi foto. Judul foto sebaiknyatidak lebih dari tiga kata. Di dalam flow metadata foto, kalimat yang terlalupanjang dapat menyebabkan, tidak terbacanya kalimat tersebut dan lebih paramembuat sistem menjadi error.
-Caption
Kalimatatau kata-kata yang menjelaskan isi atau keterangan yang ada di dalam fototersebut berkaidah 5 W + 1 H. Tidak semua elemen di dalam visual foto dapatmenjelaskan secara informatif, seperti lokasi, kapan foto dibuat, siapa didalam foto tersebut. Maka penjelasan secara rinci dan detil, ditulis dalamketerangan foto.
-Byline
Iniberkaitan dengan copyright, hak cipta atau pencipta/ pembuat dari fototersebut. Maka di dalam sebuah media cetak terlihat atau terbaca di bawa foto,Kompas/ Agus Susanto atau Adri Irianto (Tempo), atau di harian berbahasa Inggris The Jakarta Post ditulis JP/INDRA HARSAPUTRA Nama-namawartawan foto atau pencipta wajib untuk dituliskan sebagai suatu penghargaankepada penciptanya. Namun sering juga permintaan dari pencipta untuk tidakdisebut atau ditulis untuk melindungi pencipta.
-Credit
Pemeganghak siar atau penerbitan yang menyiarkan foto jurnalistik tersebut. Hak siarmerupakan lembaga yang bertanggungjawab untuk menyiarkan foto berita tersebutke publik.Aturansemacam ini masih sering rancu dan sering disalah artikan. Aturan di dalamsetiap media atau kebijakan untuk tidak menulis credit tergantung pada mediaitu sendiri. Ada yang tidak menuliskannya dengan
kebijakan foto tersebut karya atau pemilik fotobukan staf dari media tersebut. Namun foto-foto yang berasal dari sebuah sumberberita baik dari online, agensi foto, majalah, foto-foto pemberian secaragratis dan nara sumber lainnya, secara etika sebaiknya memang harus ditulis lengkap.

Penulisan keterangan foto harus memperhatikan:
1.Kebiasaan Pembaca
Ketika menulis keterangan foto dengan atau tanpa judul, sangat baik bila dibuat dengan memahami karakter pembaca:
Pertama,saat pembaca melihat suatu foto maka pikirannya menangkap semua atau sebagianbesar informasi visual (gambar) yang ditampilkan. Namun, sering juga pembacahanya melihat sepintas, sehingga ada hal-hal kecil terlewatkan.
Kedua,begitu melihat foto yang menarik perhatiannya, umumnya pembaca melihat ke bawahfoto untuk mencari informasi yang menerangkan foto itu. ltu sebabnya judul fotodan keterangan foto harus berkualitas.
Ketiga, biasanya setelah mencerna informasi dari judul dan keterangan foto. pembacakembali melihat foto. Jadi teks yang dibuat harus memperkaya apa yang sudahditampilkan visual (gambar) dan menjelaskan hal-hal yang perlu dijelaskan.
2.Kebutuhan Informasi
Kebutuhan informasi dari foto bisa berbeda-beda. Umumnya pembaca ingin tahu tentang:
* Siapakah dia? (Pada banyak kasus perlumengidentifikasi orang dari kiri ke kanan, kecuali aksi pada foto itumemerlukan keterangan lain)
* Mengapa foto itu dimuat yang dimuat?
* Apayang tengah terjadi?
* Kapan dan di mana terjadinya?
* Mengapa tokoh/subyek dalam foto teriihatdemikian?
* Bagaimana terjadinya?

Penting: Teks keterangan foto harus menjelaskan apa yang tampak di foto (gambar).sehingga pembaca puas dan memahami maksud foto itu. Mereka tidak ingin (dansebaiknya tidak) mendapat keterangan lagi atas apa yang sudah tampak jelasdalam foto. Keterangan foto sebaiknya memberi penjelasan tambahan yang tidaktampak dalam foto. Sebagai contoh, suatu foto menggambarkan penjaga gawang yangmelompat untuk menangkap bola, tetapi yang tidak kelihatan adalah bagaimanahasilnya. Teks foto harus bisa menjelaskannya.
3.Saran dan syarat:
* Ringkas
* Padat
* Tidak bertele-tele.

Keterangan foto harus ringkas, padat, tetapi tidak seperti telegram. Tidak seperti judulberita yang menggunakan kata sandang dan penghubung, keterangan foto sebaiknyaseperti alinea dalam berita. Keterangan foto harus jelas dan langsung ketujuannya.Hindari penulis bertele-tele. Jangan mengulang hal-hal yang sudah jelas dalam fotodengan menggunakan ungkapan: seperti yang terlihat, tampak dalam gambar diatas.Jangan sok tahu Penulis teks keterangan foto sebaiknya tidak mengasumsikan apa yang sedang dipikirkanseseorang dalam foto itu atau mencoba menginterpretasikan perasaan dariekspresinya. Sebaiknya berikan saja fakta-fakta dan serahkan kepada pembacauntuk memutuskan sendiri situasi yang ia lihat.Hindari yang diketahui, jelaskan yang tidak diketahui. Penulis teks keterangan fotoharus menghindari penggambaran foto seperti cantik, dramatik, mengerikan, ataumendiskripsikan kejadian yang seharusnya muncul dalam foto tetapi tidak ada.jika kejadian itu tidak terbukti di dalam foto, apa yang Anda ceritakan kepembaca tetap saja tidak terjadi.
Namun demikian, teks keterangan foto sebaiknya tetap menjelaskan kondisi bagaimanafoto itu dibuat, terutama bila ada sesuatu yang tidak biasa menurut penglihatanmanusia, adanya efek khusus, misalnya menggunakan inset atau memasang rangkaianfoto. Gambarkan yang terjadi Penulis teks foto harus yakin bahwa kata-kata yang digunakannya menggambarkan apa yangada di foto dengan tepat. Bila foto menunjukkan dua orang atau lebih, penulisteks foto harus menghitung dan mengindentifikasi orang tampak dalam foto,kemudian mencocokkan jumlah, jenis kelamin, dan identitas orang tersebut denganteks keterangan yang dibuat. Perhatian khusus perlu terutama agar orang yangsudah dipotong gambarnya (cropped) dari foto asli tidak lagi disertakan dalam keterangan foto.Selalu,selalu, dan selalu cek ejaan. Penulis teks foto harus mengecek ejaan nama-namaorang di dalam foto, apalagi bila foto itu berkait dengan suatu tulisan, agar tidak terjadi perbedaan penulisan.
'Wild art' Fotoyang berdiri sendiri dan tidak disertai berita disebut 'wild art'.Karena itu, teks keterangan foto 'wild art' harus menyediakaninformasi dasar seperti tulisan atau berita. Standar 5W+1H (who, what, when,where and why) baik untuk menjadi pedoman dalam menulis teks keterangan foto.Bila Anda tidak memiliki semua informasi yang dibutuhkan, angkat telepon dancarilah informasi pelengkapnya. Jangan mencoba menulis teks foto tanpafakta-fakta yang dibutuhkan. Kadang 'wild art' dipasang di halamandepan untuk 'menggoda' pembaca agar mau membaca cerita di halamandalam.
Akan tetapi, tidak sama seperti televisi, jangan menggoda pembacamelalui teks foto. Berikan penjelasan selengkapnya, berikan kesempatan untuk bisa masuk lebih dalam dengan keterangan yang lebih detail.


Foto ilustrasi Jika foto menyertai suatu cerita, teks keterangan foto yang panjang umumnya tidakdiperlukan. Kadang-kadang cukup satu baris keterangan tentang orang atausituasi yang tampak dalam gambar, sekadar untuk menjelaskan kaitannya dengantulisan/berita. Ingat, kebanyakan pembaca teks keterangan foto belum membacaberita terkait.Sebagian dari mereka bahkan tidak membaca beritanya, hanya teks keterangan foto danjudul berita. Jadi teks keterangan foto harus jelas, langsung ke sasaran, danseimbang antara memberikan cukup informasi kepada pembaca agar memahami fotoitu dan konteksnya dengan format yang ringkas dan padat. Makin pendek makin baik. Penulisan teks keterangan foto sering memicu godaan untukmenggunakan kalimat-kalimat panjang. Hindarilah.
4.Unsur Waktu
Kebanyakan surat kabar menggunakan gaya penulisan teks keterangan foto yangmenggunakan kalimat dengan waktu sekarang (present tense) dan rangkaian kalimat berikutnya dalam bentuk lampau (past tense). Alasannya, kalimat pertama menceritakan kepada pembaca apa yang terjadi dalam foto.Selalu sertakanlah unsur waktu untuk menginformasikan kepada pembaca kapan peristiwa dalam foto tersebut terjadi.
Tingkatan Isu (News Value) Tak jauh beda dengan berita tulisan, foto berita juga memiliki muatan isu yang berkembangdi masyarakat. Dan setiap berita mengandung tingkatan atau nilai berita yangdapat mencuat menjadi polemik dan konsumsi di lingkungannya masing-masing.Tingkatan isu ini juga sudah menjadi sebuah pakem dalam dunia foto jurnalistik. Isu yang beredar meliputi pada tingkatan, lokal, regional, nasional dan internasional.
Lokal
Pada kapitas pemberitaan yang bersifat lingkungan yang sempit, isu ini biasanyamenjadi santapan koran-koran daerah. Beritanya, sebatas antar kampung, desa dansebagainya, sebagai contoh sebuah berita yang memiliki hubungan emosional yangsempit, mungkin skandal pemilihan ketua RT atau RW. Namun kadang kala isu dapatberkembang ketingkatan regional maupun nasional bila keterkaitan unsur beritalokal dengan wilayah pusat.
Regional
Konsumsipemberitaan pada setingkat lebih tinggi dari local, biasa jadi isu-isu yangmengalir dalam masyarakat tumbuh berkembang ketingkat regional atau provinsi.Seperti skandal yang melanda pemilihan camat atau bupati. Perkembangan isu jugadapat mencuat ketingkat nasional apabila ada intraksi antara daerah dan pusat.
Nasional
Pemberitaandalam kadar tingkat nasional biasanya banyak disajikan oleh koran-koran yangkonsumsinya seluruh Indonesia .Isu yang beredar mempengaruhi dan dapat merubah masyarakat dalam tatanannasional. Isu korupsi pejabat tinggi, Soeharto yang sakit-sakitan, bencana alamyang merenggut ratusan nyawa korban. Berita tingkat nasional ini juga dapatmencuat ke level Internasional, seperti krisis ekonomi menjadi isu ditingkatinvestor asean dan dunia.
Internasional
Yangmempengaruhi perkembangan isu dan gejolak seluruh dunia, seperti rontoknyagedung WTC di New York bulan September 2001 lalu. Efeknya dirasakan langsung ke seluruh dunia, mulaidari penyerangan Amerika ke Afganistan hingga laju pekembangan ekonomi kepelosok dunia.
Dalam dunia jurnalistik, tingkatan muatan berita yang ada di atas tersebut dapatdilihat pada halaman-halaman koran, baik koran daerah maupun nasional.Berita-beritapokok yang biasanya menjadi isu internasional dan nasional selalu berada padahalaman utama atau cover. Kemudian disusul dengan halaman dalam yang menyajikanberita-berita regional, local. Berita yang memiliki unsur isu ditingkatinternational, nasional, regional dan lokal tersebut dapat berupa beritapolitik, ekonomi, olahraga dan sebagainya yang dapat mempengaruhi hajat hiduporang banyak.
Sebagai langkah awal, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk dapat meminimalkannoise gambar. Setalah itu, dapat juga dilakukan pada langkah selanjutnya.Beberapa hal tersebut adalah:
KESALAHAN BAGI PEMULA
Pada zaman kamera masih memakai film dan belum menggunakan rangkaian pembantuelektronik, untuk bisa memotret dengan baik, diperlukan pemahaman teorifotografi yang matang. Secara umum, teori fotografi ini melingkupi cara kerjarana dan diafragma pada kamera, pemahaman akan panjang fokal lensa, pemahamanakan kepekaan rekam film serta pemahaman akan komposisi.
Pad era digital, sebagian besar teori fotografi sudah diambil alih'komputer' pada kamera. Namun, pada era digital pula makin banyakkesalahan baru yang timbul. Kesalahan-kesalahan baru ini timbul karena realitaselektronik dan digital yang juga barang baru di muka bumi ini.
Perusahaan Panasonic telah melakukan survei atas kesalahan-kesalahan pemula yang hasilnya sebagai berikut:
Kesalahan tertinggi pada pemakai kamera digital, yaitu sampai 35,2 persen, adalah bateraihabis. Kamera digital memang hanya bekerja kalau ada baterai di dalamnya. Maka,kamera digital yang laris umumnya punya baterai yang awet, minimal bisa untuk500 kali pemotretan.Kesalahan pemula yang menduduki peringkat kedua adalah gambar kabur akibat kamerabergoyang saat digunakan, yaitu mencapai 29,3 persen. Goncangan kamera aliascamera shake memang kesalahan pemakai. Namun, kamera yang baik akanmeminimalkan hal ini dengan bentuknya yang ergonomis dan kecepatan rana yanglebih tinggi.Gambar kabur akibat goyangan subyek yang difoto juga mendominasi hasil survei, yaitudengan 22,7 persen. Kesalahan ini adalah akibat pemakai salah memperkirakankecepatan rananya.
Untuk dua kesalahan tersebut, perusahaan Panasonic telah mengatasinya denganfasilitas ISO otomatis dalam kamera-kamera terbaru mereka. Dengan fasilitasini, sebuah kamera akan menaikkan setelan ISO kalau mendeteksi kemungkinanadanya goyangan. Dengan naiknya ISO, otomatis kecepatan rana ikut naik.

'Timelag'
Kesalahan pemula yang persentasenya menduduki nomor tiga adalah terlambatnya memotreta dengan akibat kelambatan sang kamera bereaksi. Hal ini lazim disebut time lag,yaitu jeda antara saat rana ditekan dan saat kamera bereaksi. Mungkin time lag adalah masa lalu karena saat ini kamera yang beredar umumnya sudah punya reaksi cepat.
Kesalahan yang juga cukup tinggi terjadinya, dengan persentase 16,8 persen, adalah salahfokus. Kesalahan ini umumnya menyangkut focusing pit alias fokus lari ke bidangnun jauh di sana .Oleh Panasonic, kesalahan ini dieliminasi lewat kemampuan kamera mencari fokuske wajah manusia terdekat alias fasilitas face detection.
Kesalahan-kesalahan lain hasil survei adalah foto terlalu gelap (19,3 persen), memori penuh (16,5persen), foto terlalu terang (12,2 persen), salah white balance (6,8 persen),salah penyetelan piksel (10 persen), salah kecepatan rana (5,4 persen), dan salah ISO (3,7 persen).
Di masa mendatang, kalau semua kesalahan sudah bisa diatasi, mungkin siapa punbisa menghasilkan foto yang bagus secara teknik.Namun,kembali ke realita bahwa foto bukanlah matematika, foto bagus atau foto buruksecara isi akan terjadi karena faktor ini tidak bisa digantikan komputerseperti apa pun.
Fotografi memang sudah menjadi realita kehidupan modern, bukan lagi hobi atau profesisemata.


TIPS-TIPS
1.MENGHINDARI NOISE
* Membeli DSLR: Terlepas dari harganya yangcukup mahal, sensor DSLR memang memiliki ukuran yang lebih besar dari kamerapocket. Jadi, setiap pixel lebih besar. Kedua kondisi ini membuat DSLRmenghasilkan noise lebih kecil daripada kamera pocket. Untuk pilihan ekonomis,pilihlah DSLR kelas entry level.
* Menurunkan ISO: Fotografer pemulaseringkali memilih angka ISO yang sangat tinggi untuk kondisi cahaya yangminim. Hal ini dapat dimaklumi karena tujuannya adalah untuk memperoleh waktuexposure yang cukup. Prinsipnya sudah benar. Namun jangan berlebihan. ApalagiISO 800 sudah memadai untuk shutter time yang singkat, untuk apa memilih ISO1600.
* Cahaya Lebih Terang: Apabila foto yangdipotret dalam kondisi gelap ingin dibuat lebih terang, biasanya cara inidilakukan dengan menggunakan software foto pada PC. Namun, apabila gambar yanggelap diterangi dengan cara ini, noise gambar akan meningkat drastis.Seringkali muncul noise baru yang sebelumnya tidak kelihatan. Untuk memperolehhasil yang diinginkan, objek harus dibuat seterang mungkin. Anda dapatmenggunakan sebuah histogram sebagai alat bantu.
* Bersabar: Apabila ingin memotret padakondisi cahaya yang minim, seperti pada kondisi remang atau malam hari,sebaiknya matikan kamera beberapa saat setelah digunakan. Alasannya, longexposure akan membuat sensor cepat panas. KOnverter yang panas menghasilkanlebih banyak noise daripada yang dingin.
* Memanfaatkan Noise Gambar: Untukmemperoleh foto hitam putih, banyak fotografer yang menggunakan film analogatau memanfaatkan noise gambar sebagai alat bantunya. Banyak foto model priayang menjadi lebih dramatis setelah mendapat tambahan graining yang sebenarnyamerupakan noise yang cukup tinggi. Jadi, cobalah untuk memanfaatkan noisegambar untuk estetika. Semua filter noise yang disediakan oleh kamera sebisamungkin dinonaktifkan.
* Mendinginkan Kamera: Kamera sebaiknyatidak terpapar sinar matahari dalam waktu lama karena komponen dalamnya menjadilebih panas. Perhatikan agar casing tetap ternaungi dari cahaya matahari.Selalu gunakan tempat kamera, berupa tas kecil kamera, sarung, dan sejenisnya.Walaupun tempatnya datar, sebaiknya jangan letakkan kamera di atas dashboardatau di jok belakang mobil. Tempat paling dingin adalah di dalam laci dashboardmobil.
* Tool Spesial: Apabila semua tips di ataskurang membantu, Anda dapat menggunakan software khusus misalnya Neat Image5.8, Nik DFine 2.0, Noise Ninja 2.1.1. Software khusus akan menganalisis noisegambar dan meminimalkan noise tersebut dengan alogaritma khusus. Namunseringkali gambar kehilangan detil. Oleh sebab itu, gunakan tool hanya biladiperlukan saja.
Pintar Merawat Kamera Foto Digital
Praktis, relatif murah dan mudah digunakanadalah keunggulan yang dimiliki oleh kamera foto digital. Tidak mengherankanjika perangkat yang mulai marak digunakan di penghujung tahun 90-an ini begitudiminati. Namun seperti pendahulunya yang masih menggunakan cara analog, kamera foto digital pun perlu mendapat perawatan agarkondisinya benar-benar sempurna.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan agar Anda tetap dapat merekam setiap kejadian dari lensa kamera.
1.Simpanlah kamera di tempat yang sejuk, kering dan kedap udara, hal ini dimaksudkan agar kamera terhindar darijamur. Selain itu udara yang lembab dikhawatirkan dapat merusakkomponen-komponen elektrik yang ada di dalam kamera. Kini banyak dijual tempatkhusus kamera (hard pack) dalam berbagai ukuran, tinggal disesuaikan denganbesar dan jumlah perangkat kamera lain (seperti lensa) yang dimiliki. Jika tidak mempunyai dana khusus untukmembeli tempat ini, Anda bisamenggunakan stoples yang di dalamnya diberi silica gel.
2.Jangan pernah meletakkan kapur barus di dekat kamera karena selain dapat menodai badan kamera, hal inidikhawatirkan dapat merusak komponen yang ada di dalamnya. Hindari juga air -terutama air laut - yang dapat merusak.
3.Jangan biarkan kamera berada di bawah sinar matahari terlalu lama karena dapatmerusak komponen-komponen di dalamnya. Demikian pula dengan perpindahan suhuyang ekstrem (dari panas ke dingin atau sebaliknya). Dianjurkan pula untukselalu menggunakan tas kamera agar kamera juga terhindar dari benturan.
4.Bersihkan badan kamera secara rutin agar debu atau keringat yang menempel tidakmerusak keindahan kamera. Gunakan tissue khusus dan blower agar lebih mantap.
5.Untuk kamera foto digital SLR sangat dianjurkan untuk menggunakan filter padalensa agar tidak tergores. Jika sedang tidak digunakan, jangan lupa untukmemasang bodycup di bagian belakang lensa.
6.Terakhir, jika Anda hendak men-servis kamera, pastikan Anda melakukannya ditempat-tempat terpercaya.
2. HOW TO USED CAMERA
Anda sering memotret dengan ponsel ber-kamera? Atau anda adalah pemula yang baruingin mencoba untukmemotret.Berikut kami sajikan tips untuk memotret dengan ponsel ber-kamera bagi yangmasih amatir:
1.Lebih dekat ke obyek
Ponsel kamera yang beredar kebanyakan tidak dibekali dengan lensa zoom yang maksimal,jadi pastikan Anda mendekati obyek yang akan dibidik. Format pengambilan fotoclose up membuat hasil foto terlihat jauh lebih detail. Tapi hati-hati. Jagajarak Anda dengan obyek. Mode pengambilan gambar makro tidak selalu bisadijumpai di ponsel. Pengambilan gambaryangterlalu dekat bisa membuat gambar blur.

2.Hati-hati dengan cahaya
Ingatbaik-baik premis ini, low light = gambar buruk. Cobalah untuk mengambil gambardalam kondisi penerangan yang cukup, kecuali ponsel kamera Anda memiliki flashyang terintegrasi. Saat memotret di bawah terpaan sinar matahari, obyek janganmembelakangi datangnya cahaya. Hal ini bisa dilanggar ketika Anda inginbereksperimen membuat foto siluet.
3.Perhatikan latar belakang
Tempatkanobyek dengan latar belakang yang tidak terlalu sibuk. Perhatikan juga apakahlatar belakang tidak mengganggu obyek. Jangan sampai pohon yang ada di belakangobyek misalnya seolah-olah tumbuh dari kepala si obyek.
4.Coba angle yang berbeda
Jangantakut untuk bereksperimen. Jika ponsel Anda dibekali dengan kartu memori yangcukup, cobalah mengambil foto dengan angle yang berbeda- beda. Foto Anda akanterlihat tidak monoton dan lebih kreatif.
5.Pilih resolusi yang tinggi
Makintinggi resolusi yang Anda pakai, makin baik gambar yang dihasilkan. Perbedaankualitas foto antara resolusi tinggi dan rendah tidak akan terlihat di layarponsel. Perbedaan ini baru akan terlihat saat Anda memindahkan foto danmelihatnyadari layar komputer.
6.Bersihkan lensa
Ponselkamera umumnya tidak dibekali dengan penutup lensa. Ini membuat lensa mudahkotor karena terkena debu atau cap jari Anda yang tertinggal. Pastikan untukmembersihkan lensa Anda sebelum mengambilfoto.
7.Bijaksanalah menggunakan memori
Biasakanuntuk memindahkan foto Anda ke PC. Jadi selalu ada kapasitas memori yang cukupuntuk mengambil foto.
8.Steady
Jagakeseimbangan. Usahakan tangan Anda jangan sampai bergoyang saat tombol shutterditekan. Ini untuk menjaga agar foto Anda tidak blur.
9.Eksplorasi fitur yang tersedia
Ponselkamera untuk tipe-tipe ponsel mid-end dan high-end umumnya dibekali denganfitur yang cukup lengkap. Di sana bisa Anda temukan pengaturan brightness, exposure, white balance, danfitur-fitur lain. Sesekali sempatkanlah untuk mengeksplorasi fitur apa sajayang ada di ponsel. Dengan mengenal perangkat yang Anda gunakan, Anda bisa menggunakannyadengan optimal
10.Eksperimen dengan White Balance
PonselAnda memiliki fitur white balance? Cobalah mengutak-atik fitur ini. Anda bisamemodifikasi warna dan menghasilkan foto yang berbeda.
11.Hindari penggunaan digital zoom
Dekatkandiri ke obyek dengan cara menggeser posisi Anda, bukan dengandigitalzoom. Penggunaan digital zoom bisa membuat kualitas gambar berkurang
12.Perhatikan ukuran cetakan
Fotoyang dibidik dari ponsel bisa dicetak dengan kualitas maksimal jika Andamenyesuaikanukuran cetakan dengan resolusi gambar.

Konsep Foto

Ide Kreatif & Pengembangan Konsep Visual
bahtiardwisusanto@gmail.com



Sebuah Pengantar Dasar
Istilah dan kata kreatif seringkali kita dengar dan ditemukan dalam proses penemuan dan pengembangan ide-ide. Apakah kita punya ide? Setiap manusia yang berpikir normal pasti mempunyai ide-ide yang akan bermuara pada gagasan dan konsep. Membicarakan tentang ide-ide kreatif merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan:
  1. Selalu mencatat setiap terlahir ide-ide
  2. Berpikir sederhana dan simple
  3. Berani mencoba; mengungkapkan ide-ide
  4. Memperbanyak melihat hasil karya orang lain secara stimultan


Jika kita berada dalam wilayah pengembangan ide kreatif, keempat hal diatas menjadi dasar yang harus dilewati untuk pengembangan lebih lanjut. Terutama karena berada pada wilayah visual (photo), ini berarti perlu memperbanyak mengamati hal-hal yang mengandung unsur visual, baik komik, cerita, puisi, film, iklan, sistem tanda dan semua bentuk-bentuk visual.
Dalam pem-visualan fotografi tentunya ada beberapa hal yang patut dipersiapkan, misalnya :

  1. Tematik dan persoalan-persoalan yang akan disampaikan
  2. Teknis pembuatan, gunakan teknis dengan properti dan alat yang sesederhana mungkin
  3. Mencoba dengan hal baru, cara pandang berbeda dan atau belum pernah orang lain gunakan
  4. Biasakan dengan membuat catatan proses produksi dan design (skema) konsep

    Mengenai konsep umum dalam fotografi sebenarnya tidak ada konsep yang baku, persoalannya bagaimana kita memperkuat bacaan visual dan karya-karya yang telah ada. Minimal dapat memahami maksud dari pesan-pesan yang hadir secara fotografis atau pun yang tersirat didalamnya. Secara sederhana untuk memulai berkarya dalam fotografi dan menghasilkan out-put yang punya kecenderungan kuat, semestinya belajar memahami apa yang akan divisualkan dan tetaplah berpikir sederhana. Konotasi kata ”konsep” jangan terlalu didefinisikan secara ilmiah dan membebani untuk berkarya –jika dalam tahap pembelajaran.

    Men-design Konsep Pemotretan
    Sekarang kita coba mendeskripsikan sebuah design konsep pemotretan, pertama haruslah tahu untuk tujuan apa pemotretan tersebut, komersial (pesanan) atau untuk karya seni. Kedua, paham bagian-bagian pemvisualan yang harus ditemukan detailnya.

    Note:
    Evaluasi setiap hasil pemotretan dan temukan kesalahannya serta mengulangi dengan cara berbeda.



Selamat Berkarya

Pengenalan Kamar Gelap

Pengenalan kamar gelap
Ada 3 devinisi yang dapat di jadikan patokan tentang apa itu kamar gelap (dark room) : berdasarkan hypertext Webster gateway, kamar gelap adalah “a room which photograph are developed”. Menurut the wordsmyth English dictionary, kamar gelap adalah “a room made lightproof and equipped for processing photographic materials”, sedangkan dalam merroum Webster, kamar gelap merupakan “a room with no light or with a safelight for handling and processing light-sensitive photographic materials”. Jadi ada 2 karakteristik pengertian kamar gelap, yaitu : “ruang gelap” untuk”pengerjaan fotografi”
Secar umum, kamar gelap memiliki beberapa bagian penting, sebagai berikut:
1. Ruang gelap
Yaitu : sebuah ruang yang di gelapkan (di bikin jadi gelap) dengan standart luas tertentu. Luas sebuah ruang gelap sangat tergantung dengan seberapa lengkap peralatan, material dan proses apa yang dikerjakan. Syarat utama dari ruang ini adalah kegelapannya haruslah benar-benar dapat di atur, artinya ketika kita memerlukan untuk gelap total atau untuk terang hal itu tidak menyulitkan kita. Oleh karena itu kita harus benar-benar mengecek setiap sudutnya. Ruang gelap sendiri terdiri dari 2 bagian, yaitu : bagian basah (wet side) dan bagian kering (dry side), pembagian ini bertujuan untuk lebih memudahkan kita untuk melakukan proses di kamar gelap. Bagian basah mengacu pada tempat dimana bahan-bahan cair dan air berada, sedangkan bagian kering mengacu pada tempat enlarger serta tempat penyimpanan kertas.

pencuci kertas pengering kertas
Tangki film

Basah
Kering

Meja enlarger light box

Denah kamar gelap


2. Peralatan
Peralatan yang di guanakan untuk menjalankan proses kamar gelap adalah sebagai berikut :
a. Developer tank (tangki pencuci film)
Adalah tangki atau tabung kedap cahaya yang berfungsi sebagai alat pencuci film.

b. Enlarger
Enlarger memiliki fungsi dan cara kerja yang berlawanan arah dengan kamera, khususnya pada bagaimana posisi perekam (film) dan sumber cahaya. Sebagai alat vital pada proses pencetakan foto. Enlarger memiliki bagian-bagian utama yaitu :
Ø Sumber cahaya
Di sini sumber cahaya berupa lampu yang berfungsi sebagai pembakar kertas foto, sehingga setelah diproses akan muncul gambar-gambar tertentu.
Ø Diffuser
Yaitu sebuah medium yang mampu meratakan intensitas dan arah cahaya, sehingga akan menghasilkan pencahayaan yang rata terhadap kertas foto
Ø Negatif carrier
Yaitu tempat menaruh negatif film yang akan di cetak
Ø Bellow
Biasa di sebut belalai gajah karena bentuknya yang mirip, fungsinya adalah untuk menjaga agar tidak ada kebocoran cahaya
Ø Lensa
Fungsinya adalah untuk mengatur intensitas cahaya yang mengekspose kertas foto
c. Timer
Merupakan alat vital yang berfungsi untuk mengatur waktu pencahayaan (ekpose) enlarger pada kertas foto yang bertujuan untuk menjamin keakuratan pencetakan
d. Safe light
Yaitu lampu warna merah yang berfungsi untuk memudahkan kita bekerja dikamar gelap. Dengan adanya safe light kita tidak perlu mematikan lampu terus menerus
e. Bak/nampan pemrosesan
Yaitu tempat pemrosesam kertas foto dengan bahan-bahan kimia, biasanya ada 3 bak, untuk larutan: developher, stop bath, fixer
f. Gelas ikur
Untuk mencampur bahan-bahan kimia dalam proses cuci cetak black & white
g. Thermometer
Untuk mengontrol suhu larutan dan suhu ruangan

h. Penjepit
Untuk mengangkat foto dari bak pemrosesan satu ke bak yang lain
i. Dll

3. Material
a. Chemical
Adalah bahan-bahan kimia untuk memoses negatif sehingga menjadi sebuah foto, secara garis besar larutan bahan chemical pencucian film maupun pencetakan foto hitam putih adalah sama, urutan bahan-bahan kimia dan nama larutan kimia yang di perlukan adalah:

Ø Developer (larutan pengembang)
Dalam proses penciucian film, larutan ini berguna untuk mematenkan imaji pada film, sedangkan dalam proses cetak developer berguna untuk mengembangkan kertas foto
Ø Stop bath (larutan penghenti)
Larutan penghenti merupakan larutan asam yang berfungsi untuk menghentikan larutan pengembang. Dalam keadaan terpaksa anda dapat mengganti stop bath dengan larutan asam cuka, dengan konsentrasi 20% yang di larutkan dalam air bersih
Ø Fixer
Adalah larutan yang berguna untuk penetap, baik pada proses cuci cetak
b. Kertas foto
Di gunakan untuk mencetak dan memperbesar imaji negative dari film yang di rekam melalui kamera. Kertas foto hitam putih (BW) adalah kertas yang salah satu permukaanya di lapisi emulsi, emulsi ini tediri dari beberapa lapisan yaiyu:
Ø Lapisan yang paling bawah adalah kertas yang berfungsi sebagai dasar atau alas lapisan emulsi
Ø Lapisan diatas kertas adalah barit. Lapisan ini berguna untuk mencegah perak bromide yang merembes ke permukaan kertas
Ø Lapisan selanjutnya adalah inti dari kertas foto, yaitu perak bromide atau perak halide. Kertas BW ini bisa di sebut kertas RC (resin coated) atau fiber base
Ø Lapisan yang paling atas adalah lapisan pelindung, yang berfungsi untuk melindungi lapisan yang ada di bawahnya



4. Membuat bibit developer
a. Air 35 C + 500 ml
b. Larutkan obat (bungkus kecil)sampai benar-benar larut. Setelah larut kemudian Larutkan bungkus besar sampai benar-benar larut juga
c. Setelah benar-benar larut, tambahkan air dingin 1 liter (keseluruhan bibit)
d. Bibit telah jadi, rendam di air dingin (kondisi dalam botol)sampai dalam kondisi 21 C. (sebagai alternative tambahkan es batu dalam bak tempat merendam bibit)
e. Rekomendasi bibit sebaiknya di gunakan setelah 24 jam

v Meracik obat (developer) minigrain
1. Campur obat 1:9 (1 obat : 9 air) dalam gelas ukur untuk satu roll film. Campuran obat total = 500 ml
2. Kondisi suhu harus berkisar 20 -24 C
3. Obat siap pakai


v Stopbath
1. 1 : 40 (rekomendasi dari ilford, 1 obat :40 air bersih)
2. Sebagai alternative dapat di gunakan air bersih kondisi mengailir selama 2 menit
3. Juga dapat di gunakan cuka masakan (tidak di rekomendasikan karena kadar asam nitrat terlalu tinggi). Perbandingan 1 : 40

v Fixer acifix
1. Meracik bibit fixer developer
2. Untuk PO, perbandingannya 1 : 1 (1 obat : 1 air) jadi untuk satu roll film (jumlah total 500ml)obat 250 + air 250

Proses developer untuk neopan 55 (asa 100)
Jumlah total waktu 15 menit
1. Ada 3 style agitasi
a. Posisi tabung developer tank ada stik khusus untuk di putar



b. Tabung developer tank di gunakan secara konstan maju
mundur
c. Tabung developer tank di gunakan ke atas ½ lingkar 180 membentuk 180 secara konstan


2. a. Obat di masukkan ke dalam developer tank, lansung di agitasi selama 45 detik tanpa henti-henti. Setelah itu didiamkan selama 10 detik, tabung terus di hentak-hentakkan ke lantai selama 5 detik (hentakan di lakukan 4-5 kali setelah agitasi berikutnya)
b. kemudian agitasi harus stabil selama 5 detik kemudian hentakkan ke lantai 4-5 kali
Ø kemudian diamkan selama 35 detik
Ø lakukan terus teknik ini sampai total waktu selama 15 menit
Ø khusus hentakkan ke lantai cukup di lakukan 4-5 kali proses agitasi (agitasi 1, 2, 3,….)
c. setelah 15 menit. Developer harus langsung di buang di tepat yang aman
d. tabung langsung diisi air mengalir selama 2 menit (penggantio stopbath) agar lancer gunaka selang secukupnya
e. setelah 2 menit air di buang di tempat yang aman
f. masukkan fixer yang sudah jadi
g. agitasi fixer selama 10 menit tanpa henti
h. setelah 10 menit simpan fixer di tempat yang aman (sebab masih bisa di gunakan untuk PO 3-4 kali)
i. biarkan air mengalir ke dalam developer tank selama 30 menit agar sisa-sisa kimiawi benar-benar bersih
j. angkat negatif, kemudian keringkan
(rekomendasi negatif di keples-keples sampai kira-kira air tidak ada yang menempel)
k. keringkan negative di tempat yang aman dari debu, karena sekali debu menempel di negatif yang masih lembab maka selamanya negatif itu akan cacat

proses pencetakkan
1. set diafragma lensa ke bukaan 8 (untuk kertas 3R)
2. Cari normal waktu pencahayaan enlarger (biasanya 8-12 detik) dengan cara tes print
3. Tentukan negatif itu under atu over
4. Rekomendasi buatlah kontak print seluruh frame

Zona System

Tujuan akhir dari pengenalan dan pemahaman mengenai zona sistem ini adalah menghasilkan apa yang disebut “The Fine Print”, yaitu hasil cetak foto yang dapat dibanggakan paling tidak dari segi teknis (tentang isi dan gaya pemotretan diserahkan kepada masing-masing fotografer) dan diproses sesuai kaidah-kaidah tertentu yang diakui didunia internasional. Zone system adalah cara untuk mempelajari fotografi pada umumnya dan hitam putih pada khususnya yang dikembangkan oleh Ansel Adams bersama Fred Archer di Amerika.
  1. Definisi Umum. Zona sistem adalah sebuah alat komunikasi yang menjadi “jembatan” kepada pemahaman akan fotografi, agar kita dapat merealisasikan ide maupun konsep sebuah gambar yang ada di pikiran kita dalam bentuk dua dimensi.
  2. Tingkatan Zona.

Dengan menguasai zone system , kita dapat:

“Mencahayai (Exposure) film pilihan kita pada kepekaan yang tepat dan pemilihan jenis pengembang (Developer) dengan waktu pengembangan (Developing Time) yang disesuaikan dengan kontras cahaya pada waktu pemotretan (Scene Brightness Range=s.b.r.) dan dicetak diatas jenis kertas pilihan kita sehingga menghasilkan hasil yang optimal (Fine Print) menurut kaidah-kaidah yang diakui secara internasional”.



Hal-hal yang harus kita ketahui dan kuasai bilamana ingin membuat apa yang disebut “The Fine Print” adalah beberapa variable berikut:

Segi pemotretan/exposure:
Pemilihan jenis film
Kamera yang berfungsi baik]
Lensa yang tidak dimakan jamur
Pengukur cahaya yang sudah dites ketepatannya
Rana/shutter yang diketahui ketepatan/variasinya
Segi pengembangan/proses film:
Jenis pengembang/developer
Agitasi, temperature dan waktunya/lamanya pengembangan
Kebersihan dan ketelitian dalam kamar gelap
Segi pencetakan/printing:
Jenis alat pembesar/enlarger
Jenis lensanya
Jenis kertas
Jenis pengembang/developer kertas
Presentasi/finishing:
Dari penjelasan tersebut diatas dapat kita ketahui bahwa porsi atau factor
pemotretan atau exposure hanya mempunyai andil 25% dari keseluruhan.

Fotografer hitam putih terdiri dari dua macam:
Yang mengerjakan sendiri mulai pencucian sampai pencetakan
Yang hanya ‘menjepret’ saja dan proses selanjutnya dikerjakan pihak lain, dalamhal ini baik oleh lab professional maupun amatir.
Dengan mengerjakan sendiri, kita akan dapat:
Mengenal materi yang kita pergunakan, mulai dari kamera, jenis-jenis film, developer, kertas dll
Mengontrol setiap tahap dan jika terjadi kesalahan dapat langsung dideteksi dan diperbaiki
Tidak tergantung pada lab atau pihak ketiga yang tidak kita ketahui cara kerjanya, mengingat banyaknya ‘rahasia’ yang tidak boleh kita ketahui!
Untuk jangka panjang lebih murah

Daftar pertanyaan yang dapat kita jawab sendiri dan mungkin membantu memperbaiki cara kerja pemotretan maupun kamar gelap kita:
Apakah kita memakai kamera yang terbesar yang mampu kita beli?
Apakah kita menggunakan lensa yang terbaik?
Apakah kita memakai tudung cahaya (lens hood)?
Apakah kita sudah memeriksa kondisi baterai pada alat-alat yang memakai baterai?
Apakah kita sudah memakai kaki tiga (tripod)?
Apakah kita sudah mengukur cahaya?
Apakah kita sudah mengukur rentang kontras (scene brightness range – s.b.r.) pada waktu pemotretan?
Apakah kita sudah memikirkan cara pemrosesan film pada waktu exposure?
Apakah kita sudah memperhatikan sudut jatuhnya cahaya dan apa yang dapat kita lakukan dengan sudut penyinaran tersebut?
Hal yang tak kalah penting adalah, apakah obyek yang akan difoto dapat dipertanggung jawabkan? Untuk hal ini sebaiknya kita belajar meng-edit foto SEBELUM exposure!.


Inti daripada Zone System adalah:

“expose for the shadow and develop for the high light”

Menentukan shadow with detai/ (zona III) inilah yang perlu diperhatikan dalam pemotretan hitam putih.Jadi pengukuran diarahkan pada bagian gelap subyek yang masih memiliki detil. Perolehan pencahayaan dari pengukuran ini akan menghasilkan detil dan tekstur yang baik pada bagian gelap itu. Sedang bagian yang lain akan mengikuti. Ini akan menjadi patokan pemotretan apapun karena foto yang dicetak kelak akan sama seperti yang terlihat dan diinginkan.

Sedang untuk bagian high light atau bagian terang untuk mengatur atau mengontrol dengan cara waktu pengembangan secara Normal atau menambah dan mengurangi waktu prosesnya..

Perlu diperhatikan bahwa light meter akan selalu menjatuhkan titik pengukuran pada zona V, yang berarti jika ingin dibuat menjadi zona III (shadow) maka harus dikurangi penyinaran 2 stop.

Pengukuran terbaik menggunakan metering jenis “reflected light meter” yaitu pengukur cahaya yang dipantulkan dari obyek.

Bahan dirangkum dari:
Kayus Mulia, Forum Master Photography Black & WhiteMoses Agustian, A.RPS, A.FPSI ahli dalam fotografi hitam putih




Senin, 12 Mei 2008

LOBBYING DAN NEGOSIASI

Bapak: M. Himawan Sutanto S.Sos


Lobbying Pembuka Negosiasi
Lobbying dan negosiasi tipis batasnya
· Lobbying bisa dimana saja tempat dan waktu
· Negosiasi : merundingkan,membicarakan sesuatu untuk mencapai kata sepakat. Dalam lobbying biasanya waktu menjadi masalah

Lobyying dan negosiasi
· Negosiasi bukan hanya performa komunikasi verbal tapi juga nonverbal
· Percaya diri
· Suara
· Santai dan terbuka
· Kebiasaan
· Kontak mata
· Tampil apa adanya

Unsur Negosiasi
· Informasi
· Waktu
· Kekuatan
Langkah-Langkah Merancang Negosiasi
· Tetapkan tujuan anda
· Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
· Pahami konteks negosiasi
· Merencanakan proses negosiasi
· Pahamilah Kesetimbangan BargainingPower Dalam Negosiasi


1. Tetapkan tujuan
· Hasil apa yang baik untuk organisasi
· Apa saja yang bisa diterima
· Apa saja yang tidak bisa diterima
· Apa yang kira-kira ingin disetujui atau ditolak pihak kedua

2. Mengumpulkan Informasi Yang Dibutuhkan
Informasi yang akurat adalah sumber kekuatan anda

3. Pahami Konteks Negosiasi
· Negosiasi bukan sekedar percakapan logis dan rasional
· Negosiasi memiliki sejarah dan konteks
· Kesepakatan tidak bisa langsung tapi keseimbangan dari banyak faktor

4. Merencanakan Proses Negosiasi
· Sebelum Negosiasi
· Selama Pembicaraan Berlangsung
· Setelah Negosiasi
5. Pahamilah Kesetimbangan Bargaining Power Dalam Negosiasi
Negosiator sukses : Tidak mengabaikan Bargaining Power (kekuasaan/kekuatan/daya)

Minggu, 11 Mei 2008

PROBLEM SOLVING

Merupakan tindakan pengambil keputusan untuk merumuskan pemecahan masalah. Pada tahapan ini perlu ditentukan yang mengandung kelebihan dan kekurangan atas pemecahan masalah yang di usulkan, hal demikian agar dapat dibuat sebagai pedoman untuk tindakan pemilihan keputusan yang terbaik. Banyak para ahli manajemen mendefinisikan secara khusus tentang pengambilan keputusan, yang diantaranya adalah :
Pengambilan keputusan adalah pemilihan dari dua alternative atau lebih. (George R. Terry). Pengertian ini mengandung makna bahwa untuk memperoleh suatu hasil keputusan yang baik atas persoalan yang dihadapi, perlu mengambil keputusan membuat alternative penyelesaian lebih dari dua, yang selanjutnya akan dipilih satu keputusan yang terbaik.
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis tehadap hakikat suatu masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternative yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan suatu tindakan yang paling tepat.(Sondang P. Siagian) Pengertian ini mengandung makna bahwa suatu mamsalah yang akan dipecahkan perlu ditelusuri telebih dahulu agar diketahui secara jelas apakah persoalan yang sedang dihadapi tersebut merupakan masalah atau sekedar isu. Oleh karma itu perlu pengumpulan fakta dan data yang mendukung (relevan) agar mudah diperoleh pemecahan masalahnya. Selanjutnya, jika persoalan tersebut benar-benar masalah yang pelu dipecahkan, maka perlu dirumuskan secara matang alternative-alternatif yang memungkinkan untuk menjadi dasar mengatasi masalah tersebut dengan baik. Tahap akhir adalah menentukan pilihan yang paling tepat dengan pertimbangan-pertimbangan serta perhitungan-perhitungan yang matang.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sebelum keputusan diambil harus terlebih dahulu deketahui pokok-pokok permasalahan yang dihadapi, bukan sekedar isu yang tidak memerlukan penyelesaian. Selanjutnya dengan pengumpulan fakta dan data yang relevan persoalan akan disarikan jalan keluarnya dengan merumuskan berbagai alternative pilihan penyelesaiannya. Berbagai alternative penyelasaian yang tersedia tersebut dievaluasi guna diberikan suatu penilaian untuk dipertimbangkan sebagai dasar pengambilan keputusan dan pada akhirnya dari alternative yang dievaluasi harusdipilih keputusan yang terbaik untuk diimplementasikan. Pengambilan keputusan merupakan proses berfikir dan bertindak dalam perilaku memilih. Pemecahan masalah sendiri meliputi langkah-langkah sistematis merumuskan masalah, mengumpulkan data, membangun alternative, membuat pilihan antar alternative tersebut, mengimplementasikan solusi yang dipilih dan menindaklanjutinya. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.


  • Dari gambar tersebut dapat disusun kemudian seperti berikut :
  • Mengenali dan mengetahui bahwa ada “masalah”.
  • Merumuskan masalah.
  • Membangun berbagai solusi atas masalah.
  • Mengevaluasi alternative solusi (membuat judgement/ keputusan).
  • Memilih rangkaian aksi yang akan diambil (disini keputusannya).
  • Membawa aksi tersebut kewilayah implementasi.
  • Menjalankan control dan follow up untuk meyakinkan bahwa problem telah terpecahkan dan teratasi.

KONFLIK
Konflik sebagaimana suatu perubahan, adalah suatu kejadian yang tak terhindarkan dalam suatu kehidupan ataupun kegiatan berorganisasi. Selain itu seperti juga dalam kehidupan sehari-hari, pada dasarnya secara alamiyah semua orang tidak menyukai konflik.
Dalam berbagai kejadian sehari-hari, misalnya apabila seseorang terpaksa harus menyampaikan rasa tidak suka, penolakan, ataupun berbagai unsur menghindar, atau diam atau memilih cara lain yang menurut pertimbangannya dapat menghindari konflik atau pertentangan terasebut.
Tentu saja masalah konflik ini akan terasa sangat wajar apabila terjadi dalam lingkungan organisasi ataupun pekerjaan, oleh karena ditempat tersebut akan berkumpil beragam individu yang sudah pasti akan memiliki berbagai karakter, sifat, pendidikan, asal usul, tugas & tanggung jawab serta berbagai kepentingan yang berbeda-beda pula.
Sekarang permasalahannya bagi kita adalah bagaimana cara kita agar dapat mengatasi ataupun mengelola konflik tersebut dengan baik seandainya terjadi, oleh karena disatu sisi kita harus menerima keadaan perbedaan aiatas, sementara disisi yang lainnya kita juga faham, bahwa organisasi ataupun unit kerja kita hanya akan berprestasi maksimal apabila didukung oleh hasil karya semua pihak yang terkait dan terlibat.
Oleh karma itu ada beberapa alternative pendekatan yang bisa kita gunakan agar dapat mengatasi suatu konflik.

Berbagai sikap dalam menghadapi konflik.
Secara umum walaupun naluriah manusia selalu menghindari konflik, namun dalam kebiasaannya mereka dapat dikelompokkan kedalam kategori berikut:

  • KELOMPOK FONTAL
  • KELOMPOK MENUNDA PENYELESAIAN
  • KELOMPOK MENGHINDARI PERTIKAIAN/KONFLIK

KELOMPOK FRONTAL
Kelompok ini merupakan yang terbaik, karana dalam menghadapi konflik tersebut, tak ubahnya seperti kita meghadapi penyakit. Hal itu harus dilakukan sedini mungkin, secara langsung baik suka ataupun tidak suka.
Hanya saja dalam penanganan konflik tersebut sebagaimana penyakit, kita harus mengetahui sara-caranya yang baik dan benar. Karena kalau tidak tentu saja konsekwensinya, konflik tersebut bukannya akan terselesaikan, akan tetapi kemungkinan akan menjadi lebih berat dan lebih parah.

KELOMPOK PENUNDA
Kelompok ini merupakan kelompok yang kurang efektif, karena walaupun besar dengan cara menunda itu situasi konfrontasi mungkin akan mengendur sejenak, namun hal itu belum berarti permasalahannya sudah terselesaikan dengan baik.
Boiasanya kelompok ini menunda penyelesaian konflik karena mereka belum menguasai teknik penanganan konflik secara baik dan benar.

KELOMPOK PENGHINDAR
Kelompok ini adalah yang paling jelek dan harus kita hindari untuk ditiru. Kelompok ini tak ubahnya seperti sekumpulan orang yang memegang bom waktu, yang tidak tau persisnya kapan akan meledak.
Mereka menerapkan pola pemecahan yang keliru, yaitu dengan cara menghindarinya. Padahal cara menghindari konflik itu sendiri, tidak akan secara otomatis menghilangkan sumber penyebab dari konflik tersebut. Dan seperti telah dijelaskan diatas, semakin lama waktu penyelesaian tertunda, maka kemungkinan dampak dan kompleksitas dari konflik itu sendiri akan semakin besar dan semakin parah pula.

Mengelola konflik
Konflik memiliki bermacam-macam tingkat kompleksitas/kesulitannya, mulai dari yang ringan seperti : salah pengertian, salah persepsi, dll, hingga yang sedang seperti : perbedaan kepentingan, hak dan tanggung jawab, dll, hingga tingkat yang paling tinggi/ paling kompleks seperti : harga diri, kepercayaan, idealisme dll. Tentu saja untuk penyelesaiannya pun berfariasi dari waktu yang singkat hingga waktu yang panjang.
Maka dari gambaran diatas dapat diketahui pula bahwa secara umum, tingkat konflik tersebut dapat diselesaikan melalui dua cara pemecahan yang harus dilaksanakan secara bijaksana, yaitu melalui cara RESOLUSI dan cara TOLERANSI.

  • RESOLUSI
    Adalah suatu cara perundingan / pemecahan masalah yang lebih didasarkan pada logika / akal sehat / nalar yang objective.
  • TOLERANSI
    Adalah upaya perundingan ataupun pencarian jalan keluar yang lebih didasari tenggang rasa / pendekatan emosi.

    Materi Problem Solving
    Diklat Lanjut Fotografi
    FOCUS UMM [kelompok Mahasiswa Peminat Fotografi]