Selasa, 13 Mei 2008

Zona System

Tujuan akhir dari pengenalan dan pemahaman mengenai zona sistem ini adalah menghasilkan apa yang disebut “The Fine Print”, yaitu hasil cetak foto yang dapat dibanggakan paling tidak dari segi teknis (tentang isi dan gaya pemotretan diserahkan kepada masing-masing fotografer) dan diproses sesuai kaidah-kaidah tertentu yang diakui didunia internasional. Zone system adalah cara untuk mempelajari fotografi pada umumnya dan hitam putih pada khususnya yang dikembangkan oleh Ansel Adams bersama Fred Archer di Amerika.
  1. Definisi Umum. Zona sistem adalah sebuah alat komunikasi yang menjadi “jembatan” kepada pemahaman akan fotografi, agar kita dapat merealisasikan ide maupun konsep sebuah gambar yang ada di pikiran kita dalam bentuk dua dimensi.
  2. Tingkatan Zona.

Dengan menguasai zone system , kita dapat:

“Mencahayai (Exposure) film pilihan kita pada kepekaan yang tepat dan pemilihan jenis pengembang (Developer) dengan waktu pengembangan (Developing Time) yang disesuaikan dengan kontras cahaya pada waktu pemotretan (Scene Brightness Range=s.b.r.) dan dicetak diatas jenis kertas pilihan kita sehingga menghasilkan hasil yang optimal (Fine Print) menurut kaidah-kaidah yang diakui secara internasional”.



Hal-hal yang harus kita ketahui dan kuasai bilamana ingin membuat apa yang disebut “The Fine Print” adalah beberapa variable berikut:

Segi pemotretan/exposure:
Pemilihan jenis film
Kamera yang berfungsi baik]
Lensa yang tidak dimakan jamur
Pengukur cahaya yang sudah dites ketepatannya
Rana/shutter yang diketahui ketepatan/variasinya
Segi pengembangan/proses film:
Jenis pengembang/developer
Agitasi, temperature dan waktunya/lamanya pengembangan
Kebersihan dan ketelitian dalam kamar gelap
Segi pencetakan/printing:
Jenis alat pembesar/enlarger
Jenis lensanya
Jenis kertas
Jenis pengembang/developer kertas
Presentasi/finishing:
Dari penjelasan tersebut diatas dapat kita ketahui bahwa porsi atau factor
pemotretan atau exposure hanya mempunyai andil 25% dari keseluruhan.

Fotografer hitam putih terdiri dari dua macam:
Yang mengerjakan sendiri mulai pencucian sampai pencetakan
Yang hanya ‘menjepret’ saja dan proses selanjutnya dikerjakan pihak lain, dalamhal ini baik oleh lab professional maupun amatir.
Dengan mengerjakan sendiri, kita akan dapat:
Mengenal materi yang kita pergunakan, mulai dari kamera, jenis-jenis film, developer, kertas dll
Mengontrol setiap tahap dan jika terjadi kesalahan dapat langsung dideteksi dan diperbaiki
Tidak tergantung pada lab atau pihak ketiga yang tidak kita ketahui cara kerjanya, mengingat banyaknya ‘rahasia’ yang tidak boleh kita ketahui!
Untuk jangka panjang lebih murah

Daftar pertanyaan yang dapat kita jawab sendiri dan mungkin membantu memperbaiki cara kerja pemotretan maupun kamar gelap kita:
Apakah kita memakai kamera yang terbesar yang mampu kita beli?
Apakah kita menggunakan lensa yang terbaik?
Apakah kita memakai tudung cahaya (lens hood)?
Apakah kita sudah memeriksa kondisi baterai pada alat-alat yang memakai baterai?
Apakah kita sudah memakai kaki tiga (tripod)?
Apakah kita sudah mengukur cahaya?
Apakah kita sudah mengukur rentang kontras (scene brightness range – s.b.r.) pada waktu pemotretan?
Apakah kita sudah memikirkan cara pemrosesan film pada waktu exposure?
Apakah kita sudah memperhatikan sudut jatuhnya cahaya dan apa yang dapat kita lakukan dengan sudut penyinaran tersebut?
Hal yang tak kalah penting adalah, apakah obyek yang akan difoto dapat dipertanggung jawabkan? Untuk hal ini sebaiknya kita belajar meng-edit foto SEBELUM exposure!.


Inti daripada Zone System adalah:

“expose for the shadow and develop for the high light”

Menentukan shadow with detai/ (zona III) inilah yang perlu diperhatikan dalam pemotretan hitam putih.Jadi pengukuran diarahkan pada bagian gelap subyek yang masih memiliki detil. Perolehan pencahayaan dari pengukuran ini akan menghasilkan detil dan tekstur yang baik pada bagian gelap itu. Sedang bagian yang lain akan mengikuti. Ini akan menjadi patokan pemotretan apapun karena foto yang dicetak kelak akan sama seperti yang terlihat dan diinginkan.

Sedang untuk bagian high light atau bagian terang untuk mengatur atau mengontrol dengan cara waktu pengembangan secara Normal atau menambah dan mengurangi waktu prosesnya..

Perlu diperhatikan bahwa light meter akan selalu menjatuhkan titik pengukuran pada zona V, yang berarti jika ingin dibuat menjadi zona III (shadow) maka harus dikurangi penyinaran 2 stop.

Pengukuran terbaik menggunakan metering jenis “reflected light meter” yaitu pengukur cahaya yang dipantulkan dari obyek.

Bahan dirangkum dari:
Kayus Mulia, Forum Master Photography Black & WhiteMoses Agustian, A.RPS, A.FPSI ahli dalam fotografi hitam putih




Tidak ada komentar: